a 6 - Dua Pesawat Ryanair Hampir Tabrakan
HOME

Dua Pesawat Ryanair Hampir Tabrakan

 Dua pesawat Ryanair hampir terjebak kecelakaan di utara Spanyol. Kecelakaan ini hampir berlangsung sebab ada rangkaian kekeliruan dari pengatur jalan raya udara (ATC).

Tidak itu saja, seperti dikabarkan Independent, Senin (21/9/2020) skema peringatan pesawat pun tidak berperan. Beberapa penyelidik sudah mengaitkan hal itu.

Tidak ada yang terluka serta ke-2 pesawat datang dengan selamat tanpa ada kejadian kelanjutan. Peristiwa ini berjalan pada sore hari tanggal 2 Oktober 2018.

Dua pesawat Boeing sejenis 737-800 punya maskapal Irlandia, Ryanair terlepas landas hampir bertepatan dari lapangan terbang Spanyol.

Yang pertama dari Santiago de Compostela, terbang ke tenggara ke Palma de Mallorca, dengan 178 penumpang dibarengi enam awak didalamnya. Pesawat ke-2, dari Seville ke Toulouse, terbang ke timur laut bawa 154 penumpang dibarengi enam awak.

Simak juga: Jejeran Maskapal yang Set Belur sebab Corona BertambahKedua pesawat ada pada ketinggian jelajah 34.000 kaki waktu mereka berjumpa di timur Kota Pamplona. Nama bagiannya PAL, dari Pusat Kontrol Tempat Madrid (MACC). Ke-2 pesawat ada di bidang ini serta awak pesawat ke-2 sudah dikasih tahu oleh pengawas untuk berubah ke bagian tetangga ZGZ (Zaragoza). Jadi beberapa pilot melakukan komunikasi dengan pengawas jalan raya udara di beberapa bagian.

Skema peringatan perselisihan periode pendek dari MACC tidak berperan sebab permasalahan piranti lunak.

Bahaya itu pertama-tama dideteksi oleh pengawas di seberang tepian di Prancis, di Pusat Kontrol Tempat Bordeaux. Dengan pesawat pada ketinggian yang serupa serta memiliki jarak 8,7 mil laut, staf Prancis memberitahu pengawas di bidang PAL mengenai perselisihan itu. “Disaksikan dari jawabannya, ATC PAL tidak mendeteksinya,” kata laporan itu.

Komisi Penyelidikan Kecelakaan serta Kejadian Penerbangan Sipil menjelaskan jika petugas sedang melakukan pekerjaan hari pertama kalinya sesudah datang dari berlibur. “Itu kemungkinan mengubah perbuatannya, seperti tercermin dari minimnya urgensi dalam komunikasi semasa perselisihan,” tuturnya.

“Selekasnya sesudah mengakhiri pembicaraan, pengatur PAL menyebut ZGZ untuk melakukan perbaikan keadaan. Pengatur ZGZ belum mengidentifikasinya.” tambah ia lagi.

ATC PAL mengatakan: “Apa Anda ingin saya turunkan RYR saya ke 33 (33.000 kaki) untuk berjaga-jaga?”

ATC ZGZ menjawab: “Ya, silahkan.”

Di saat contact dilaksanakan dengan pilot, pesawat itu masih ada pada ketinggian yang serupa serta memiliki jarak 5,8 mil.

Pengontrol PAL memberitahu pesawatnya: “Apa Anda ingin turun ke level 330 (33.000 kaki) sesaat? Saya cemas ada jalan raya lain di 34 (34.000 kaki) di samping kanan Anda” tanyanya.

Tetapi pengatur ZGZ memberitahu pesawatnya untuk turunkan ketinggian, dengan menjelaskan: “Turun selekasnya ke level 320”.

“Ke-2 pengatur keluarkan saran yang serupa ke dua pesawat sebab fakta yang lain, jadi memperburuk keadaan,” jelas laporan itu.

Tiga pembicaraan simultan berlangsung, kata laporan itu, di antara dua pengatur, yang sama-sama memberitahu jika mereka akan turunkan ketinggian pesawat, serta crew pesawat pertama, minta verifikasi perintah pengurangan.

ATC ZGZ mengatakan: “Pesawat punya saya turun, saya turunkan punya saya”.

ATC PAL menyahut: “Punyaku telah turun!”

Awak pesawat pertama menanyakan: “Dapatkah Anda memverifikasi jika pesawat itu turun dari FL330?”

Di bawah ketentuan Tubuh Keamanan Penerbangan Uni Eropa, jarak minimum vertikal pesawat yaitu 1.000 kaki serta 5 mil laut dengan cara horizontal.

Laporan itu menjelaskan: “Jarak pembelahan minimal sudah dilanggar.”

Ketidaktahuan bertambah, dengan ke-2 ATC selanjutnya memberitahu pilot untuk selalu ada pada ketinggian 34.000 kaki. ATC ZGZ lantas memberikan instruksi pesawat ke-2: “Tolong jaga level 340, jaga 340, jaga 340”.

ATC PAL memberitahu pesawat pertama: “Maaf, kelihatannya jalan raya yang lain turun. Maukah Anda menjaga 34 untuk sesaat waktu?”

Di sini pertolongan paling akhir, yaitu ke-2 pesawat diperlengkapi dengan skema untuk hindari tabrakan jalan raya standard (TCAS). Tehnologi itu automatis keluarkan peringatan untuk menghindar saat teridentifikasi bahaya tabrakan.

Untungnya, skema ini sama-sama menghindar ini bertambah diutamakan dibanding perintah kendali jalan raya udara atau ATC. Pilot melepas skema autopilot mereka.

Sama seperti yang dianjurkan oleh TCAS, pesawat pertama bergerak naik sesaat pesawat ke-2 bergerak turun.

Jarak paling dekatnya cuma 334 kaki dengan cara vertikal serta 2,3 mil laut dengan cara horizontal. Tempat pesawat pertama ada di atas yang ke-2.

Simak juga: Ada Pesan Intimidasi Bom di Toilet Pesawat, Ryanair Datang DaruratPeringatan TCAS usai saat pembelahan pesawat dengan cara vertikal berada di jarak 1.000 kaki.

Pesawat pertama masih ada pada ketinggian 34.000 kaki sedang yang ke-2 turun sampai 32.000 kaki. ATC ZGZ memberikan pesawat paling akhir ke Pusat Kontrol Tempat Bordeaux.

“Kejadian itu berasal dari ketidakberhasilan ATC bagian PAL untuk mengenali perselisihan, serta setelah itu transfer pesawat 2 ke bagian yang bersisihan, ZGZ, tanpa kepastian perselisihan itu,” jelas simpulan laporan itu.

“Perlakuan perselisihan yang tidak pas oleh ATC di ke-2 bagian sudah memberi perselisihan, yang keluarkan perintah sama untuk ke-2 pesawat, berlawanan dengan yang sudah disetujui awalnya,” tambah ia.

Sebab peristiwa ini, pilot Ryanair dipastikan tidak bersalah serta tindakanya tidak dipandang memperkeruh situasi itu. Ryanair adalah salah satunya maskapal komersil teraman di dunia. Belumlah ada penerbangan dengan kecelakaan fatal dari perusahaan ini.