a 8 - Parasit yang Menyakiti Seorang Wanita
HOME

Parasit yang Menyakiti Seorang Wanita

Awal kehadiranmu saya bahagia. Diriku seperti mendapatkan kembali lagi kebahagiaan yang tlah lama hilang. Hari-hariku berasa demikian membahagiakan. Saya mendapatkan tempat share narasi yang nyaman. Rasa sepi juga pupus, sebab Agen togel indonesia sejauh ini saya begitu nikmati kesendirian untuk anak tunggal. Kedatanganmu betul-betul mewarnai baru dalam hidupku. Saya benar-benar mengucapkan terima kasih sama Tuhan sebab sudah menghadapkan kita.


Hari untuk hari, kita lewati bersama-sama. Terasa nyaman juga makin saya rasakan. Rasa-rasanya ingin tetap bersama-sama tiap detik. Gurau tawa temani solidaritas kita. Percakapan di antara saya, kamu, serta orang tuaku hangat. Ah, benar-benar bahagia saya! Ya, solidaritas kita waktu itu ialah hal yang sejauh ini saya mimpikan. Saya yang umum sendiri, seperti mendapatkan patahan puzzle. Tidak ada rasa kecuali bahagia. Saya benar-benar nyaman serta semua nampak demikian indah.


Bulan untuk bulan, kita masih bersama-sama. Kita seringkali keluar bersama untuk jalanan atau sebatas makan di luar. Saya yang bayar semua, serta saya pun tidak keberatan. Saat kamu merintih sakit, selekasnya saya antar kamu kontrol ke dokter atau rumah sakit serta saya yang bayar ongkosnya. Sebab saya tidak tega lihat kamu kesakitan. Sampai dokter menganalisis kamu menanggung derita penyakit yang cukup serius juga saya masih temanimu serta membayar semua sampai kamu pulih.
Lama kelamaan kamu mulai merintih mengenai situasi keuanganmu. Kamu tetap merintih uangmu habis. Walau sebenarnya tiap jalan sama saya, saya yang bayar semua. Kendaraan menggunakan kendaraanku. Kamu perlu mempersiapkan tubuh sehat saja. Walau ada rasa

berprasangka buruk, waktu kamu merintih tidak punyai uang saya juga langsung memberimu uang serta tiap bulan kamu dapat uang jajan dari orang tuaku. Yang mana banyaknya cukup untuk hidup satu bulan.
Tetapi kembali lagi kamu katakan jika uangmu habis. Saat saya bertanya pengeluaranmu, kamu malah membentak saya. Kamu katakan untuk keperluan, tetapi hati kecilku mengatakan, “Waktu iya kebutuhanmu sebesar itu?” Walau sebenarnya kamu belum pernah keluar uang untukku, sedikitpun.


Sampai selanjutnya saya berpikir jika kamu dekati saya cuman ingin manfaatkan saya serta orangtuaku. Kamu cuman ingin menumpang hidup atau cuman jadi wajahite buat kita. saya juga mengujimu dengan sebulan saya serta orangtuaku tidak memberimu uang. Saya ingin ketahui reaksimu. Serta rupanya, kamu tinggalkan saya demikian saja. Tanpa ada pesan, tanpa ada pamit, serta langsung memblok kontakku. Dari sana saya memahami ternyata benar kamu hanya wajahit yang ingin menumpang hidup serta manfaatkan kebaikan orangtuaku. Kamu ke saya bukan lantaran cinta tetapi sebab uang.


Sakit hati serta sedih kami rasakan. Saya benar-benar tersuruk mengenali kebenaran ini. Air mata deras mengalir semasa beberapa waktu. Tidak menduga kamu yang saya banggakan melakukan perbuatan setega itu. Rupanya semua keluh kesah mengenai situasi keuangannya hanya kepalsuan. Uang itu ia pakai untuk bersenang-senang dengan wanitanya. Hebat sekali ia! Menyakiti seorang wanita untuk menyenangkan wanita lain. Mudah-mudahan saja karma yang kamu terima tidak berat. Sebab sampai saat ini saya belum dapat memaafkanmu.