BANDAR JUDI BOLA ONLINE
Bola HOME

BANDAR JUDI BOLA ONLINE HANCURNYA MALAGA KARENA INVESTOR

Bandar Judi Bola Online Melewati kekayaannya itu, Al-Thani diinginkan sanggup menciptakan Malaga layaknya Manchester City. Yang menjelma sebagai salah satu daya besar di Liga Primer Inggris sesudah diakuisisi pengusaha asal Timur Tengah. Situs Taruhan Bola Terbaik Karenanya tidak heran dikala Al-Thani berinvestasi di Malaga. Banyak pihak menganggap bahwa dirinya dapat menciptakan Boquerones sebagai pendobrak dominasi Real Madrid dan Barcelona di La Liga.

Agen Taruhan Bola Terpercaya Al-Thani berstatus sebagai salah satu orang terkaya di Qatar. Uang yang mengalir ke kantungnya berasal dari bermacam bisnis di bidang perhotelan, otomotif, sampai sentra perbelanjaan. Berita bola Terupdate Kecuali itu, dia juga ialah Wakil Presiden dan pemilik saham di Doha Bank, Qatar.

Bandar Judi Bola Online Pada 2010, para penunjang Malaga menyambut hangat absensi Sheikh Abdullah bin Nasser Al-Thani. Pengusaha asal Qatar itu datang sebagai Presiden baru Boquerones sesudah mengakuisisi saham terbesar klub dengan mahar 36 juta euro. Sang Sheikh malah dianggap sebagai pahlawan dan seperti itu dihormati para partisan Malaga sebab sebelumnya klub hal yang demikian mengalami krisis finansial.

Agen Taruhan Bola Terpercaya Akan melainkan Ferreira gagal memenuhi ekspektasi Al-Thani lantaran Malaga terseok di paruh musim pertama. Pun kala itu terdampar di area degradasi. Tidak berkeinginan ambil pusing, Ferreira langsung dipecat dan digantikan Manuel Pellegrini yang sebelumnya membesut Real Madrid. Tidak hingga di sana, pada jendela transfer musim dingin 2011, Malaga mendatangkan Enzo Maresca, Martin Demichelis, serta Julio Baptista.

Dengan skuat yang lebih memadai, Malaga berhasrat menembus putaran final Liga Champions di musim 2012/13. Sasaran tersebut tercapai sesudah di akhir musim mereka sukses menduduki posisi ke-4 klasemen akhir La Liga. Melainkan sesudah keberhasilan mereka malah Malaga mulai mengalami situasi sulit keuangan.

Padahal seperti itu Malaga tak dapat bersaing lagi di Eropa. Dilema keuangan yang dialami kian akut sampai memaksa UEFA memberi hukuman larangan bagi Boquerones tampil di persaingan yang berada di bawah naungan UEFA selama dua musim (kemudian di revisi menjadi satu musim saja).

Hutang yang menumpuk menjadi penyebab krisis finansial yang dialami Malaga. Infonya, klub asal Andalusia itu terlilit utang sebesar 130 juta euro kala itu. Sebagai langkah penyelamatan, para petinggi klub malah melobi sebagian perusahaan yang dapat menolong menstabilkan keadaan keuangan regu.

Situs Taruhan Bola Terbaik Dapat dibilang itulah permulaan dari keruntuhan imperium Malaga di bawah rezim Al-Thani. Alih-alih menjadi pesaing potensial bagi Madrid dan Barcelona, Boquerones pun terjerembab. Mereka tidak lagi dapat jor-joran di bursa transfer.

Kemunduran yang demikian membikin sikap suporter berbalik benci terhadap Al-Thani yang mulanya dipuja bak raja. Apalagi sesudah mereka mengenal bahwa Al-Thani beserta putra-putranya yang masuk dalam jajaran staff direksi Malaga justru mewacanakan kenaikan gaji para petinggi klub (yang berarti termasuk mereka).

Semenjak Al-Thani tak lagi mengembangkan potensi bisnisnya di Malaga, untuk mestabilkan keuangan klub Malaga. Mulai banyak mendatangkan pemain muda yang suatu ketika dapat mereka jual dengan harga tinggi. Upaya tersebut sejatinya membikin Malaga dapat meraup profit lebih